Jumat, 05 September 2014

Pertanyaan Anakku tersayang Jibril Muhammad Irvan serta Aziza Ayu Nurjannah Siti Fatimah

Bismillaahir rohmmaanir rohiim
Beberapa tahun kebelakang saya berusaha menjelaskan konsep ibadah pada anak-anak saya yang bernama Jibril Muhammad Irvan dan kakanya Aziza Ayu Nurjannah Siti Fatimah, ananda saat itu kalau nggak salah masih Taman Kanak-kanak dan bahkan Jibril belum sekolah.
Sebagai orang tua tentu ingin mengajarkan yang terbaik pada ananda, pertama dijelaskan konsep ibadah, amal sholeh yang sebaiknya dilakukan dan yang dilarang oleh Alloh ta’ala melalui al Qur’an dan hadist serta konsep diakhirat kelak yaitu syurga neraka….
pada saat menjelaskan proses Mizan atau timbangan untuk menentukan orang -orang manakah yang akan masuk syurga dan masuk neraka beserta amal-amal sholehnya, ananda Jibril sempat bertanya
” Bapak kalau batas (passing grade) amal sholeh untuk masuk syurga itu berapa ya?”
” Terus Pak juga batas (passing grade) amal buruk yang dapat menyebabkan masuk neraka itu berapa ya?”
Masyaa Alloh benar juga pikir ku dalam hati selama ini tidak pernah saya membaca di Al Qur’an batas minimal amal sholeh yang membuat kita layak menjadi penghuni syurga juga batas minimal amal keji yang minimal yang membuat kita layak menjadi ahli neraka…..
Tidak ada sama sekali yang mengatakan bila setelah sedekah sekian kali atau sholat sekian kali maka jadi ahli syurga… juga sebaliknya tidak pernah dikatakan bila telah melakukan sekian kali maka menjadi ahli neraka… tidak ada penjelasan seperti itu…… yang ada adalah konsep ‘khusnul khotimah’… atau ‘su’ul khotimah’
Seperti juga perkataan sahabatku Dani Syarif  Hidayat sesama yang belajar dari asma AJ ini yang mendapatkan cerita ini dari Mama H Ily:
“Mas… di akhir nanti tinggal kita pilih ‘mantan ustad yang sholeh’ atau ‘mantan penjahat yang bengis’?”
Bila mantan ustad yang sholeh berarti ia sudah tidak menjadi ustad lagi karena seringnya buruk sangka terhadap sesama muslim yang seharusnya adalah saudara Nabi Muhammad SAW… atau bahkan kelakuannya buruk atau bahkan menjadi musyrik karena tidak menggunakan Al Qur’an sebagai pegangan hidupnya….
Bila disebutkan mantan penjahat yang bengis berarti ia sudah tidak menjadi penjahat lagi, kelakukannya sudah menjadi sholeh dan banyak melakukan amal kebaikkan dan taat beribadah kepada Alloh ta’ala semata….
Nah loh….
kembali dengan cerita pertanyaan ananda Jibril saya mencari-cari bahkan dihadist-hadist Nabi SAW yang tercinta-pun tiada ditemui passing grade tersebut…..
Cukup mendalam pertanyaan anakku Jibril ini…. iya-ya mengapa kita tidak sadar atau kadang kita terbutakan oleh kuantitas atau oleh ganjaran suatu ibadah….tidak bisakah kita ikhlas beribadah hanya karena Alloh ta’ala…
Tapi kebanyakkan orang tidak sadar dan enggan membersihkan kekotoran pemahaman seperti ini bahwa beribadah karena pahala, beribadah karena ganjaran, beribadah karena menginginkan kegagahan atau kesaktian dsb…dsb… pada saat diingatkan oleh Alloh ta’ala untuk bebersih diri dan hati atau mensucikan jiwa raga serta baju (AL Mudatstsir ayat 4) kok pada malas… malah menganggap kita tidak begitu….
Yang ada juga orang-orang itu justru merasa rendah, kotor dan malu karena masih sering lalai dibandingkan dengan taat kepada Allohu ta’ala dan Rosul-Nya…
Juga dari pertanyaan anakku ini ternyata bukankan tidak pernah dikatakan yang membaca ayat ini atau dzikir ini atau amal sholeh ini sekian kali maka sudah layak menjadi ahli syurga?
lalu mengapa kita tidak melakukan itu semua dengan keikhlasan yang tinggi yang semat-mata dilakukan hanya karena menurut perintah Alloh ta’ala dan Rosul-Nya?
ah… terimakasih anak-anakku engkau telah menggunakan akalnya dan bersikap kritis dalam beribadah semoga selalu diridhoi Alloh subhanallohu wata’ala…berpegangteguhlah selalu kepada Al Qur’an anak-anaku dengan Qurot Irodat, Pertolongan, Rohmat serta Izin Alloh ta’ala anakk-anakku… amiin amiin amiin yaa robbal alamiin…
Robbi habli minash sholihiin
Robbi habli minash sholihiin
Robbi habli minash sholihiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar