Jumat, 05 September 2014

Bismillaahir rohmaanir rohiim

image002
بِسْمِ اللهِ
“Bismillaahi “
Dengan menyebut nama Dzat Alloh taala, yaitu :

اللهُ اِسْمٌ لِذَاتِ الْوَاجِبِ الْوُجُوْدِ
“Alloohu ismun lidzatil wajibil wujud “
“Alloh” adalah salah satu nama kepada Dzat yang pasti ada nama-Nya”

الرَّحْمنُ
“Arrohmaan”
Nama dari Dzat Alloh taala yang mempunyai nikmat besar, yaitu nikmat panjang dari dunia hingga akhirat.
Bukti nikmat besar adalah nikmat iman dan islam.

الرَّحِيمِ
“Arrohiimi”
Nama  dari Dzat Alloh taala yang memiliki nikmat kecil, yaitu nikmatpendek; hanya sampai hidup di dunia saja, tidak kekal hingga ke akhirat; seperti kenikmatan hewan (binatang).
Keterangan tentang nikmat Iman dan nikmat Islam itu terdapat dalam (HR Bukhori):

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى اَنْعَمَ عَلَيْنَ بِالاِيْمَانِ وَالأِسلاَمِ
Alhamdulillaahil-ladzii an’ama ‘alainaa bil iimaani wal islaam”
“Segala puji kepunyaan Alloh taala yang telah menikmatkan kepada kita semua, yaitu dengan nikmat iman dan Islam”.
Jadi barangsiapa yang diterapan (dikaruniai) ilmu dan akal digunakan mengandung Iman dan Islam, maka disebut sebagai nikmat besar. Yakni nikmat panjang dari dunia hingga akhirat, meskipun orang tersebutberwajah buruk dan miskin.
Keterangan firman Alloh taala di dalam surat Al Baqoroh ayat 82 :

والَّذِيْنَ امَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ اُولئِكَ اَصْحَبُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَوالَّذِيْنَ
“Walladziina aamanuu wa ‘amilush-solihaati ulaa ika ashhabul jannati hum fiihaa khooliduun”
“Dan orang-orang yang beriman serta menjalankan amal sholeh, mereka itu jadi penghuni (ahli) surga, sedangkan mereka berada di surga kekal selama-lamanya”.
Sebaliknya orang-orang yang diterapan (dikaruniai) ilmu dan tetapi tidak mengandung Iman dan Islam, maka tidak disebut nikmat besar. Akan tetapi celaka besar dari dunia hingga akhirat, walaupun orang tersebut berwajah tampan dan kaya.
Keterangan firman Alloh taala di dalam surat Al Baqoroh ayat 39 :

 وَالَّذِيْنَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِايتِنَآ اُوْلَئِكَ اَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ
“Walladziina kafaruu wakadz-dzabu bi a-yaatiinaa uula-ika ash-habunnari hum fiihaa khooliduun”
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, maka mereka itu menjadi penghuni (ahli) neraka; mereka kekal di dalamnya”
Juga keterangan firman Alloh taala di dalam surat An Nisaa ayat 168 :

والَّذِيْنَ كَفَرُوا وَظَلَمُوا لَمْ يَكُنِ اللهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَ لاَ يَهْدِيَهُمْ طَرِيْقًا
Innalladziina kafaruu wazholamuu lam-yakunillaahu li yaghfiro lahum wa laa liyahdiihum thoriiqoo”
“Sesungguhnya orang-orang kafir dan orang-orang yang suka menganiaya itu, maka Allah tidak akan mengampuni dosa mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka”

اِلاَّ طَرِيْقَ جَهَنَّمَ خَالِدِيْنَ فِيْهَا اَبَدًا
“Illa thoriiqo jahannama khoolidiina fiihaa abadaa”
“Kecuali jalan ke neraka Jahanam, dan mereka kekal berada didalamnya selama-lamanya.
Yang disebut nikmat kecil adalah nikmat pendek, yaitu kenikmatan hanya sampai hidup di dunia saja, tidak sampai akhirat, yakni seperti halnya kenikmatan yang dirasakan hewan. Bagi mereka kenikmatan itu hanya sampai kesenangan hidup di dunia saja.
Keterangan firman Alloh taala di dalam tafsirnya:

كُوْنِى تُرَابًا
“Kuunii turobaa”
Firman Alloh taala kepada hewan: “Adanya engkau itu (nantinya) menjadi tanah kembali seperti asal tadi.”
Alloh taala berfirman demikian setelah mereka saling membalas dengan sesamanya, atau kepada siapa saja yang membinasakannya.Apabila mereka menang di dunia, tentu akan kalah di akhirat.
Sebaliknya jika mereka di dunia kalah, maka akan menang diakhirat.Kemudian mereka membalas terhadap semua manusia yang menganiayanya sampai habis rasa penasaran mereka.
Demikianlah keadilan Alloh taala terhadap binatang setelah habis kenikmatannya (masa hidupnya). Mereka saling membalas sehingga habis kepenasarannya sesuai yang dia rasakan sebelumnya dan kemudian menjadi tanah kembali sebagaimana asal mereka.
Jadi mereka tidak menjalani lanratan (jalan) di akhirat.
Apabila manusia berperilaku seperti hewan tersebut, maka disebutcelaka besar dari dunia hingga ke akhirat. Karena manusia akan mencapai suatu jalan di akhirat. Yang baik masuk surga dan yang buruk masuk neraka.
Keterangan firman Alloh taala di dalam surat Ali Imron ayat 14:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهوتِ مِنِ النِّسَآءِ وَالْبَنِيْنَ وَ الْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِمِن الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْل الْمُسَوَّمَهِ وَالاَنْعَامِ والحَرْثِ
Zuyyina lin-nasi hubbusy-syahawaati minan nisaa-i bal baniina wal qonaathiiril muqonthoroti minadz dzahabi wal fidh dhoti wal khoilil musawwamati wal an’aami wal harts”
“Semua manusia dihiasi dengan menyenangi akan kesenangan (hawa nafsunya); yaitu dari berbagai jenis wanita, anak, harta yang banyak dari jenis emas dan perak yang telah dikumpulkan, dan kuda pilihan yang bagus dan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.
ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيوةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَابِ (ال عِمْرَانِ:14)
“Dzaalika mataa’ul hayaatid dun-yaa walloohu ‘indahuu husnul ma-aab”
“Semua itu hanyalah kesenangan kehidupan di dunia saja,sedangkan Alloh yang memiliki tempat kembali yang begitu baik yaitu surga”
وَمَا هَدِهِ الحَيَوةُ الدُنْيَا اِلاَّ لَهْوٌ وَلَعِبٌ
“Wamaa hadihil hayaatid-duniaa illa lahwun wala’ib”
“Tidak ada kehidupan kekal di dunia, kecuali dunia ini sekedar untuk kesukaan dan main-main kehidupan dunia saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar